Minggu, 28 April 2013

SISTEM UROPOETIKA Dan ALAT SEKRESI




Makalah Fisiologi II


SISTEM UROPOETIKA
Dan ALAT SEKRESI










Disusun oleh :

CUT SHAVRINA DEVINTA FAUZI
1102101010043




FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2012
BAB I
PENDAHULUAN

I.              LATAR BELAKANG

Semua makhluk hidup senantiasa melakukan kegiana yang membutuhkan energi. Dengan demikian setiap makhluk hidup membutuhkan input berupa zat yang masuk dalam tubuh seperti makanan, minuman, dan oksigen yang kemudian akan dilanjutkan menjadin output, yaitu zat sisa yang dapat terbuang dan keluar dari tubuh berupa keringat, urin, maupun feses.

Pengeluaran sisa zat dalam tubuh bergantung pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan elektrolit lain dilingkungan cairan internal. Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi. Semua kegiatan ini diatur oleh suatu mekanisme sistem yang bernama sistem uropoetika. Sistem ini sangat berhubungan sekali dengan mekanisme homeostasis dalam tubuh manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Berkaitan dengan pentingnya sistem uropoetika dalam kegiatannya melakukan aktivitas hidup bagi makhluk hidup, penulis ingin membahasnya di dalam makalah yang berjudul tentang Sistem Uropoetika dan Alat Sekresi.

II.           RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam laporan ini adalah:
1.             Apakah yang dimaksud dengan sistem uropetika?
2.             Apa saja Organ-organ pada sistem uropetika?
3.             Bagaimana mekanisme pembentukan urin dan keringat?
4.             Faktor apa saja yang mempengaruhi produksi urine?



III.        TUJUAN

Penulis menginginkan dapat mencapai tujuan seperti berikut ini :
1.      Mampu mengetahui dan memahami pengertian dari sistem uropoetika.
2.      Mampu mengetahui organ-organ yang terlibat dalam sistem uropoetika.
3.      Mengetahui mekanisme pembentukan urin dan keringat.

IV.        MANFAAT

Melalui makalah ini, diharapkan supaya dapat dipetik manfaatnya seperti misalnya yaitu:
1.      Mahasiswa mengetahui definisi dan komponen-komponen sistem uropoetika.
2.      Mahasiswa mengetahui pentingnya sistem uropoetika bagi tubuh makhluk hidup.
3.      Mahasiswa dapat menjelaskan kerja sistem uropoetika pada makhluk hidup.
4.      Mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai organ pada sistem uropoetika.
BAB II
PEMBAHASAN

I.         Sistem Uropeotika

Sistem uropoetika merupakan sistem pengeluaran  yang berperan dalam pengaturan konsentrasi dan volume cairan dalam tubuh yang berupa urin dan keringat. Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada makhluk hidup dibedakan menjadi :
1.             Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil pencernaan (feses)
2.             Ekskresi: pengeluaran zat sisa hasil metabolisme  yang tidak berguna lagi bagi tubuh (CO2, keringat dan urine)
3.             Sekresi: pengeluaran getah yang masih berguna bagi tubuh (enzim dan hormon)

Gijal merupaka organ utama pada sistem uropoetika. Pertumbuhan ginjal menempuh 3 tahap :
1.             Pronephros, ginjal primitif
2.             Mesonephros, ginjal transisi
3.             Metanephros, ginjal definitif
Pronephros berasal dari nephrotome segment-segment paling anterior. Setiap nephron  memiliki nephrostome untuk menerima zat ampas metabolisme dai coelom langsung dan tubulus yang menyalurkan buangan ke dorsolateral tubuh. Pronephros memiliki juga glomus, menjorok mendekati nephrocoel. Pronephros kemudian beratropi sampai hilang digantikan oleh mesonephros yang tumbuh di posteriornya.
Mesonephros pada mamalia bekerja sama dengan placenta sebagai alat pembuangan. Seetiap nephron memeliki glomerulus dan nephrostome. Glomerulus berada dalam kapsul Bowman.
Metanephros tumbuh setelah mesonephros beratropi dan berada di posterior mesonephros. Nephron tak mengandung nephrostome lagi, hanya glomerulus. Nephron-nephron pada metanephros tidak lagi seperti pada pro dan mesonephros. Ductus Wolffi yang tidak terpakailagi berubah fungsi sebagai ductus genitalis pada jantan dan betina.


II.           ALAT SEKRESI

1.        GINJAL

Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama dengan jumlah sepasang yang terdapat  pada rongga perut dekat tulang pinggang. Bentuk ginjal seperti kacang ercis dan  berwarna merah kecoklatan. Berat total dari ginjal lebih kurang 1% dari berat badan makhluk hidup. Ginjal bagian kiri lebih besar dari ginjal pada bagian kanan, hal ini dikarenakan ginjal bagian kanan lebih rendah yang terdesak oleh hati.

A.       Struktur Ginjal :
1)        Korteks (Kulit Ginjal)
Sebagai tempat filtrasi (penyaringan darah tahap pertama di glomerolus). Pada korteks terdapat nefron yang bertugas melaksanakan penyaringan darah. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut dalam tubuh dengan cara menyaring darah, lalu mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut Badan Malphigi dan Tubulus.
a.         Badan Malphigi
Badan Malphigi terdiri dari Glomerulus dan Kapsul Bowman. Glomerulus berfungsi untuk menyaring darah (mengandung urea yang diekskresikan dari hati) yang masuk melalui pembuluh darah kapiler yang terdapat pada glomerulus, sedangkan kapsula Bowman berfungsi untuk menampung hasil filtrasi yang berbentuk urine primer.
b.        Saluran-Saluran (Tubulus)
1.         Tubulus kontroktus proksimal berperan penting dalam proses penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna.
2.         Lengkung Henle, saluran yang berbentuk setengah lingkaran dan berfungsi untuk mengatur lalu lintas urine agar tidak kembali ke tubulus kontroktus proksimal.
3.         Tubulus kontroktus distal berfungsi untuk menerima zat - zat yang tidak dibutuhkan lagi (proses augmentasi) dan menyerap kelebihan air. Dari sini urine sesungguhnya terbentuk.
4.         Tubulus kolektivus (bagian medula) berfungsi untuk mengumpulkan urine yang telah diproses di nefron.

2)        Medula (Sumsum Ginjal)
Di daerah medula antara tubulus kontertus proksimal dengan kontertus tubulus kontertus distal dihubungkan oleh lengkung henle. Lengkung henle adalah saluran panjang  berdinding tipis yang terdiri  dari :
1.    Lengkung henle ascendence
2.    Lengkung henle descendence

3)        Pelvis Renalis (Rongga Ginjal)
Merupakan tempat penampungan urine sementara. Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Filtrat hasil saringan darah dilalirkan ke pelvis untuk dibawa keluar ginjal, menuju ureter.

B.       Fungsi Ginjal

Fungsi utama ginjal adalah membuat air seni (urin).Secara umum fungsim ginjal antara lain :
1.    Menyaring darah sehingga menghasilkan urine
2.    Membuang zat-zat yang membahayakan tubuh (urea, asam urat)
3.    Membuang zat-zat yang berlebihan dalam tubuh (kadar gula)
4.    Mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler
5.    Mempertahankan keseimbangan asam dan basa

C.       Penyakit pada Ginjal
1.        Diabetes mellitus
2.        Hipertensi
3.        Pyelonephritis (inflamasi pada ginjal)
4.        Batu ginjal



2.         URETER

Merupakan saluran penghubung antara parenkhim ginjal dan vesica urinaria. Terdapat dua ureter berupa dua pipa saluran yang masing-masing terdapat pada ginjal kanan dan ginjal kiri.

A.       Struktur Ureter

Dindingureter terdiri atas tiga lapisan, yaitu :
1.        lapisan dalam berupa lapisan mukosa
2.        Lapisan tengah berupa lapisan muskular
3.        Lapisan luar

B.       Fungsi Ureter

Fungsi ureter adalah meneruskan urin yang diproduksi oleh ginjal ke dalam kandung kemih. Bila ada batu disaluran ini akan menggesek lapisan mukosa dan merangsang reseptor saraf sensoris sehingga akan timbul rasa nyeri yang amat sangat dan menyebabkan penderita batu ureter akan berguling-gulung, keadaan ini dikenal sebagai kolik ureter.

Panjang  kira-kira 35sampai 40 sentimeter. Ureter mulai berjalan ke bawah melalui rongga abdomen masuk kedalam pelvis dan dengan arah oblik bermuara kedalam sebuah posterior kandung kemih.

3.      VESIKA URINARIA

Vesica urinaria bekerja sebagai penampung urine. Vesika Urinaria berbentuk seperti buah pir, letaknya didalam rongga pelvis, didepan simfisis pubis. Pada bagian ini terdapat daerah segitiga yang dibentuk antara dua lubang ureter dan uretra disebut trigonum vesica urinarius.



A.       Struktur Vessika Urinaria
1.        Fundus
Yaitu bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rectum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostat.
2.        Korpus
Yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3.        Verteks
Yaitu bagian yang runcing ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.

B.       Fungsi Vesika Urinaria

Vesika urinaria berfungsi untuk tempat penyimpanan urin. Dua fungsi kandung kemih adalah sebagai tempat penyimpanan kemih dan mendorong kemih keluar dari tubuh melalui uretra. Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul, Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat.


4.      URETHRA

Adalah sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kencing kelubang luar. Uretra dilapisi oleh membran mukosa yang bersambung dengan membran yang melapisi vesica urinaria. Pada wanita, uretra lebih pendek daripada pria. Panjang ureter pada wanita kira-kira 2,5sampai 3,5 sentimeter, dan pada pria sekitar 17 sampai 22,5 sentimeter.

A.       Fungsi Urethra

Fungsi uretra pada wanita berbeda dengan yang terdapat pada laki-laki. Pada laki-laki, uretra digunakan sebagai tempat pengaliran urine dan sistem reproduksi (keluarnya sperma). Pada wanita berfungsi sebagai tempat penyaluran urine kebagian luar tubuh. Pada Urethra terdapat Sfingter yang bersifat volunter sehingga kita dapat menahan kemih dan berhenti pada waku berkemih.

5.         KULIT

Kulit merupakan lapisan terluar tubuh makhluk hidup dan merupakan pelindung pada bagian dalam tubuh .

A.       Struktur Kulit

1.        Epidermis

Lapisan epidermis tersusun dari beberapa lapisan epitel yang terutama membentuk lapisan tanduk (epidermal) dan lapisan yang sudah mengadakan pembelahan (stratum germinativum ). Epidermis ini terdiri dari :
a.        Stratum korneum (lapisan tanduk)
Terdiri dari sel mati dan tidak mempunyai pembuluh darah/ saraf. Mengalami deskuamasi (kehilangan sisik). Fungsinya yaitu untuk melindungi jaringan dibawahnya dan menghalangi bibit penyakit yang masuk kedalam tubuh.
b.        Stratum lusidum
Bewarna bening dan terdiri dari sel mati yang tak berinti dan terdapat pada kulit yang tebal.
c.         Stratum granulosum
Mengandung pigmen hitam pada kulit yang dihasilkan melanosit. Fungsi dari pigmen ini yaitu untuk melindungi dari cahaya matahari.
d.        Stratum germinativum
Merupakan lapisan  kulit yang selalu tumbuh membentuk sel  baru ke arah luar. Fungsinya yaitu untuk menggantikan lapisan tanduk yang selalu mengelupas.
2.        Dermis

Lapisan dermis merupakan lapisan yang kuat dan elastis. Pada dermis terdapat akar rambut, kelenjer keringat, kelenjer minyak, pembuluh darah, serabut saraf, indra peraba dan perasa dan otot penggerak rambut. Dermis terdiri atas dua lapisan, yaitu :
a.        Stratum Papilar
Merupakan lapisan yang paling atas yang terdiri atas jaringan ikat longgar dan serabut-serabut seperti serabut kolagen, serabut elastis dan serabut retikular.
b.        Stratum Retikularis
Merupakan lapisan yang paling bawah dan memiliki struktur yang sama dengan Srtatum Papilar yaitu jaringan ikat longgar dan serabut-serabut seperti serabut kolagen, serabut elastis dan serabut retikular.

B.       Fungsi Kulit

1.    Mengeluarkan keringat
2.    Melindungi bagian dalam tubuh dari gesekan, kuman, penyinaran, panas dan zat kimia
3.    Mengatur suhu tubuh
4.    Menerima rangsangan dari luar
5.    Mengurangi kehilangan air
6.    Tempat pembuatan vitamin D

C.       Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh :
1.      Aktivitas tubuh
2.      Suhu lingkungan
3.      Gonjangan
4.      Emosi
5.      Ransangan saraf simpatik



6.         HATI

Hati merupakan kelenjar terbesar bewarna merah tua. Hati terletak di dalam rongga perut bagian kanan dibawah sekat rongga dada (diapgrama). Hati menghasilkan empedu yang mengandung zat sisa dari perombakan eritrosit di dalam limpa, kemudian ditampung dalam kantong empedu dan disalurkan ke usus duabelas jari melalui saluran empedu.

A.    Fungsi Hati

1.        Membunuh bibit penyakit dan menawarkan racun yang masuk ke dalam tubuh.
2.        Menyimpan gula dalam bentuk glikogen
3.        Mengubah provitamin a menjadi vitamin A
4.        Pembuatan protrombin dan fibrinogen
5.        Pembentuk urea
6.        Penimbun vitamin dan mineral serta metabolisme protein

Di dalam hati terdapat sel yang bertugas merombak dan menangkap sel – sel darah merah yang telah tua yang disebut histiosit. Hemoglobin dilepas dari sel darah merah dan dipecah menjadi 3 senyawa :

1.         Zat besi    : akan disimpan dalam hati, selanjutnya dikirim ke sum – sum tulang
2.         Globin      : akan digunakan dalam metabolisme protein atau pembentukan Hb baru
3.         Hemin      : akan diubah menjadi zat warna empedu yaitu bilirubin dan biliverdin. Zat ini akan dikeluarkan ke usus dan selanjutnya keluar bersama feses. Bilirubin bewarna hijau kebiruan akan dioksidasi sehingga bewarna kuning kecoklatan. Zat warna ini lah yang memberikan warna pada urine dan feses.



B.       Struktur Hati

Empedu berasal dari Hb yang sudah tua. Empedu merupakan cairan kehijauan yang rasanya pahit. Zat ini disimpan di kantong emepedu. Empedu mengandung kolesterol, gran mineral, garam empedu, pigmen bilirubin dan biliverdin, air, asam empedu dan fospolipid.

C.       Fungsi Empedu

1.        Mencerna lemak
2.        Mengaktifkan lipase
3.        Membantu daya absorbsi lemak di usus
4.        Mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air



III.        Mekanisme Pembentukan Urin dan Keringat

A.      Mekanisme Pembentuka Urine

1.         Penyaringan (filtrasi)
Filtrasi darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifik dibuat untuk menahan komponen selular dan medium-molekular-protein besar kedalam vascular system, menekan cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein.

2.         Penyerapan ( absorsorbsi)
Tubulus proksimal merupakan organ yang bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian terbesar dari filtered solute. Pada umumnya tubulus proksimal bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultra filtrate lebih luas dari tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan yang tersaring di reabsorbsi sebelum cairan meninggalkan tubulus proksimal.

3.         Penyerapan Kembali ( Reabsorbsi )
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin.

4.         Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal (Cuningham, 2002)


B.       Pembentukan keringat

1.      Jika suhu lingkungan naik, permukaan pembuluh darah lebar, sehingga banyak darah mengalir ke permukaan meyebabkan kulit tampak memerah. Maka cairan dalam tubuh beserta larutannnya dikeluarkan melalui pembuluh ke permukaan kulit berupa keringat. Keringat akan menguap dan meyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap.

2.      Jika suhu lingkungan rendah, pembuluh darah menyempit, darah yang melaluinya sedikit dan panas tubuh terhambat keluar. Sehingga waktu suhu dingin kulit jadi pucat. Saat itu otot penggerak akar rambut berkontraksi sehingga rambut menjadi tegak dan menggigil.


BAB III
PENUTUP

I.               Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.        Menahan kencing merupakan kebiasaan yang tidak baik, karena dapat menyebabkan dampak negatif terhadap sistema uropoetikayakni infeksi salauran kencing dan pembentukan batu ginjal.
2.        Hubungan sistema uropoetika dengan homeostasis dapat dilihat dari mekanisme pengeluaran zat-zat yang berlebih dalam tubuh, karenatubuh hanya memerlukan zat-zat yang dibutuhkannya dalam jumlahyang normal.
II.           Saran

Berdasarkan pembahasan itu pula penulis dapat memberikan saran antara lain :
1.        Menahan kencing merupakan kebiasaan yang tidak baik, maka dari itu sebisa mungkin hindarilah.
2.        Jangan makan-makanan atau minum-minuman yang dalam jumlah berlebih, karena tubuh hanya butuh dalam batas yang normal. Makan dan minumlah dengan ukuran yang normal dan tidak mubazir.
3.        Konsumsilah makanan dan minuman yang sehat. Jangan konsumsi makanan dan minuman yang dapat merusak sistem-sistem tubuh, terutama pada bahasan ini yaitu sistema uropoetika.


DAFTAR PUSTAKA


Anonim.2009. Premedical Science in Homeostatic setting. Praktikum Biokimia Komposisi Urin, 2nd Ed. Surakarta : UMS.
Cunningham, J. 2002. Teksbook of Veterinary Physiology. Philadelpia : WB Saunders.
Frandson,Rd.1996.fisiologi manusia edisi keempat.Jakarta : EGC.
Ganong, W. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Guyton, A. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. In : Textbook of Medical Physiology, 9th Ed. Jakarta : EGC.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd Ed. Jakarta : EGC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar