Makalah Fisiologi II
SISTEM UROPOETIKA
Dan ALAT SEKRESI
Disusun oleh :
CUT SHAVRINA
DEVINTA FAUZI
1102101010043
FAKULTAS
KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
DARUSSALAM,
BANDA ACEH
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Semua makhluk hidup
senantiasa melakukan kegiana yang membutuhkan energi. Dengan demikian setiap
makhluk hidup membutuhkan input berupa zat yang masuk dalam tubuh seperti
makanan, minuman, dan oksigen yang kemudian akan dilanjutkan menjadin output,
yaitu zat sisa yang dapat terbuang dan keluar dari tubuh berupa keringat, urin,
maupun feses.
Pengeluaran sisa zat
dalam tubuh bergantung pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan elektrolit lain
dilingkungan cairan internal. Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada
pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang dihasilkan oleh sel pada saat
melakukan berbagai reaksi. Semua kegiatan ini diatur oleh suatu mekanisme
sistem yang bernama sistem uropoetika.
Sistem ini sangat berhubungan sekali dengan mekanisme homeostasis dalam tubuh
manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Berkaitan dengan pentingnya sistem
uropoetika dalam kegiatannya melakukan aktivitas hidup bagi makhluk hidup,
penulis ingin membahasnya di dalam makalah yang berjudul tentang Sistem
Uropoetika dan Alat Sekresi.
II.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam
laporan ini adalah:
1.
Apakah yang dimaksud dengan sistem
uropetika?
2.
Apa saja Organ-organ pada sistem
uropetika?
3.
Bagaimana mekanisme pembentukan urin dan
keringat?
4.
Faktor apa saja yang mempengaruhi produksi
urine?
III.
TUJUAN
Penulis menginginkan dapat mencapai tujuan seperti
berikut ini :
1.
Mampu mengetahui dan memahami pengertian
dari sistem uropoetika.
2.
Mampu mengetahui organ-organ yang terlibat
dalam sistem uropoetika.
3.
Mengetahui mekanisme pembentukan urin dan
keringat.
IV.
MANFAAT
Melalui makalah ini, diharapkan supaya dapat dipetik
manfaatnya seperti misalnya yaitu:
1.
Mahasiswa mengetahui definisi dan komponen-komponen
sistem uropoetika.
2.
Mahasiswa mengetahui pentingnya sistem uropoetika bagi
tubuh makhluk hidup.
3.
Mahasiswa dapat
menjelaskan kerja sistem uropoetika pada makhluk hidup.
4.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai organ pada
sistem uropoetika.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Sistem Uropeotika
Sistem uropoetika merupakan sistem pengeluaran yang berperan dalam pengaturan konsentrasi dan
volume cairan dalam tubuh yang berupa urin dan keringat. Berdasarkan
zat yang dibuang, proses pengeluaran pada makhluk hidup dibedakan menjadi :
1.
Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil pencernaan
(feses)
2.
Ekskresi: pengeluaran zat sisa hasil metabolisme
yang tidak berguna lagi bagi tubuh (CO2, keringat dan urine)
3.
Sekresi: pengeluaran getah yang masih berguna bagi
tubuh (enzim dan hormon)
Gijal merupaka organ utama pada sistem uropoetika. Pertumbuhan ginjal
menempuh 3 tahap :
1.
Pronephros, ginjal primitif
2.
Mesonephros, ginjal transisi
3.
Metanephros, ginjal definitif
Pronephros berasal dari nephrotome segment-segment paling anterior. Setiap
nephron memiliki nephrostome untuk menerima zat ampas metabolisme
dai coelom langsung dan tubulus yang menyalurkan buangan ke dorsolateral tubuh.
Pronephros memiliki juga glomus, menjorok mendekati nephrocoel. Pronephros
kemudian beratropi sampai hilang digantikan oleh mesonephros yang tumbuh di
posteriornya.
Mesonephros pada mamalia bekerja
sama dengan placenta sebagai alat pembuangan. Seetiap nephron memeliki glomerulus
dan nephrostome. Glomerulus berada dalam kapsul Bowman.
Metanephros tumbuh setelah mesonephros beratropi dan berada di posterior
mesonephros. Nephron tak mengandung nephrostome lagi, hanya glomerulus.
Nephron-nephron pada metanephros tidak lagi seperti pada pro dan mesonephros.
Ductus Wolffi yang tidak terpakailagi berubah fungsi sebagai ductus genitalis pada
jantan dan betina.
II.
ALAT SEKRESI
1.
GINJAL
Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama dengan jumlah sepasang yang terdapat
pada rongga perut dekat tulang pinggang. Bentuk ginjal seperti kacang ercis
dan berwarna merah kecoklatan. Berat
total dari ginjal lebih kurang 1% dari berat badan makhluk hidup. Ginjal bagian
kiri lebih besar dari ginjal pada bagian kanan, hal ini dikarenakan ginjal
bagian kanan lebih rendah yang terdesak oleh hati.
A. Struktur Ginjal :
1)
Korteks
(Kulit Ginjal)
Sebagai tempat filtrasi (penyaringan
darah tahap pertama di glomerolus). Pada korteks terdapat nefron yang bertugas
melaksanakan penyaringan darah. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat
terlarut dalam tubuh dengan cara menyaring darah, lalu mereabsorpsi cairan dan
molekul yang masih diperlukan tubuh. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen
penyaring yang disebut Badan Malphigi dan Tubulus.
a.
Badan Malphigi
Badan
Malphigi terdiri dari Glomerulus dan Kapsul Bowman. Glomerulus berfungsi untuk
menyaring darah (mengandung urea yang diekskresikan dari hati) yang masuk
melalui pembuluh darah kapiler yang terdapat pada glomerulus, sedangkan kapsula
Bowman berfungsi untuk menampung hasil filtrasi yang berbentuk urine primer.
b.
Saluran-Saluran (Tubulus)
1.
Tubulus kontroktus proksimal berperan penting dalam
proses penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna.
2.
Lengkung Henle, saluran yang berbentuk setengah
lingkaran dan berfungsi untuk mengatur lalu lintas urine agar tidak kembali ke
tubulus kontroktus proksimal.
3.
Tubulus kontroktus distal berfungsi untuk menerima zat
- zat yang tidak dibutuhkan lagi (proses augmentasi) dan menyerap kelebihan
air. Dari sini urine sesungguhnya terbentuk.
4.
Tubulus kolektivus (bagian medula) berfungsi untuk
mengumpulkan urine yang telah diproses di nefron.
2)
Medula (Sumsum
Ginjal)
Di daerah
medula antara tubulus kontertus proksimal dengan kontertus tubulus kontertus
distal dihubungkan oleh lengkung henle. Lengkung henle adalah saluran
panjang berdinding tipis yang terdiri dari :
1.
Lengkung henle ascendence
2.
Lengkung henle descendence
3)
Pelvis
Renalis (Rongga Ginjal)
Merupakan tempat penampungan urine sementara. Pelvis
Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar.
Filtrat hasil saringan darah dilalirkan ke pelvis untuk dibawa keluar ginjal,
menuju ureter.
B. Fungsi Ginjal
Fungsi utama ginjal adalah membuat air seni (urin).Secara umum fungsim
ginjal antara lain :
1.
Menyaring darah sehingga menghasilkan urine
2.
Membuang zat-zat yang membahayakan tubuh (urea, asam
urat)
3.
Membuang zat-zat yang berlebihan dalam tubuh (kadar
gula)
4.
Mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler
5.
Mempertahankan keseimbangan asam dan basa
C. Penyakit pada Ginjal
1.
Diabetes mellitus
2.
Hipertensi
3.
Pyelonephritis (inflamasi pada ginjal)
4.
Batu ginjal
2.
URETER
Merupakan
saluran penghubung antara parenkhim ginjal dan vesica urinaria. Terdapat dua
ureter berupa dua pipa saluran yang masing-masing terdapat pada ginjal kanan
dan ginjal kiri.
A. Struktur Ureter
Dindingureter terdiri atas tiga lapisan, yaitu :
1.
lapisan dalam berupa lapisan mukosa
2.
Lapisan tengah berupa lapisan muskular
3.
Lapisan luar
B. Fungsi Ureter
Fungsi ureter adalah meneruskan urin yang diproduksi oleh ginjal ke dalam
kandung kemih. Bila ada batu disaluran ini akan menggesek lapisan mukosa dan
merangsang reseptor saraf sensoris sehingga akan timbul rasa nyeri yang amat
sangat dan menyebabkan penderita batu ureter akan berguling-gulung, keadaan ini
dikenal sebagai kolik ureter.
Panjang kira-kira 35sampai 40
sentimeter. Ureter mulai berjalan ke bawah melalui rongga abdomen masuk kedalam
pelvis dan dengan arah oblik bermuara kedalam sebuah posterior kandung kemih.
3.
VESIKA
URINARIA
Vesica
urinaria bekerja sebagai penampung urine. Vesika Urinaria berbentuk seperti
buah pir, letaknya didalam rongga pelvis, didepan simfisis pubis. Pada bagian
ini terdapat daerah segitiga yang dibentuk antara dua lubang ureter dan uretra
disebut trigonum vesica urinarius.
A. Struktur Vessika Urinaria
1.
Fundus
Yaitu bagian
yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rectum oleh
spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika
seminalis dan prostat.
2.
Korpus
Yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3.
Verteks
Yaitu bagian
yang runcing ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
B. Fungsi Vesika Urinaria
Vesika urinaria
berfungsi untuk tempat penyimpanan urin. Dua fungsi kandung kemih adalah
sebagai tempat penyimpanan kemih dan mendorong kemih keluar dari tubuh melalui
uretra. Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet,
terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul, Bentuk kandung
kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat.
4.
URETHRA
Adalah sebuah
saluran yang berjalan dari leher kandung kencing kelubang luar. Uretra dilapisi
oleh membran mukosa yang bersambung dengan membran yang melapisi vesica
urinaria. Pada wanita, uretra lebih pendek daripada pria. Panjang ureter
pada wanita kira-kira 2,5sampai 3,5 sentimeter, dan pada pria sekitar 17 sampai
22,5 sentimeter.
A.
Fungsi Urethra
Fungsi uretra
pada wanita berbeda dengan yang terdapat pada laki-laki. Pada laki-laki, uretra
digunakan sebagai tempat pengaliran urine dan sistem reproduksi (keluarnya
sperma). Pada wanita berfungsi sebagai tempat penyaluran urine kebagian luar
tubuh. Pada Urethra terdapat Sfingter yang bersifat volunter sehingga kita
dapat menahan kemih dan berhenti pada waku berkemih.
5.
KULIT
Kulit
merupakan lapisan terluar tubuh makhluk hidup dan merupakan pelindung pada
bagian dalam tubuh .
A. Struktur Kulit
1.
Epidermis
Lapisan epidermis tersusun dari beberapa lapisan epitel yang terutama
membentuk lapisan tanduk (epidermal) dan lapisan yang sudah mengadakan
pembelahan (stratum germinativum ). Epidermis ini terdiri dari :
a.
Stratum
korneum (lapisan tanduk)
Terdiri dari sel mati dan tidak mempunyai pembuluh darah/ saraf. Mengalami
deskuamasi (kehilangan sisik). Fungsinya yaitu untuk melindungi jaringan
dibawahnya dan menghalangi bibit penyakit yang masuk kedalam tubuh.
b.
Stratum
lusidum
Bewarna bening dan terdiri dari sel mati yang tak berinti dan terdapat pada
kulit yang tebal.
c.
Stratum
granulosum
Mengandung pigmen hitam pada kulit yang dihasilkan melanosit. Fungsi dari
pigmen ini yaitu untuk melindungi dari cahaya matahari.
d.
Stratum
germinativum
Merupakan lapisan kulit yang selalu tumbuh membentuk sel baru
ke arah luar. Fungsinya yaitu untuk menggantikan lapisan tanduk yang selalu
mengelupas.
2.
Dermis
Lapisan dermis merupakan lapisan
yang kuat dan elastis. Pada dermis terdapat akar rambut, kelenjer keringat,
kelenjer minyak, pembuluh darah, serabut saraf, indra peraba dan perasa dan
otot penggerak rambut. Dermis terdiri atas dua lapisan, yaitu :
a.
Stratum
Papilar
Merupakan
lapisan yang paling atas yang terdiri atas jaringan ikat longgar dan
serabut-serabut seperti serabut kolagen, serabut elastis dan serabut retikular.
b.
Stratum
Retikularis
Merupakan lapisan yang paling bawah dan memiliki struktur yang sama dengan
Srtatum Papilar yaitu jaringan ikat longgar dan serabut-serabut seperti serabut
kolagen, serabut elastis dan serabut retikular.
B. Fungsi Kulit
1.
Mengeluarkan keringat
2.
Melindungi bagian dalam tubuh dari gesekan, kuman,
penyinaran, panas dan zat kimia
3.
Mengatur suhu tubuh
4.
Menerima rangsangan dari luar
5.
Mengurangi kehilangan air
6.
Tempat pembuatan vitamin D
C. Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh :
1.
Aktivitas tubuh
2.
Suhu lingkungan
3.
Gonjangan
4.
Emosi
5.
Ransangan saraf simpatik
6.
HATI
Hati merupakan kelenjar terbesar bewarna merah tua. Hati terletak di dalam
rongga perut bagian kanan dibawah sekat rongga dada (diapgrama). Hati
menghasilkan empedu yang mengandung zat sisa dari perombakan eritrosit di dalam
limpa, kemudian ditampung dalam kantong empedu dan disalurkan ke usus duabelas
jari melalui saluran empedu.
A. Fungsi Hati
1.
Membunuh bibit penyakit dan menawarkan racun yang
masuk ke dalam tubuh.
2.
Menyimpan gula dalam bentuk glikogen
3.
Mengubah provitamin a menjadi vitamin A
4.
Pembuatan protrombin dan fibrinogen
5.
Pembentuk urea
6.
Penimbun vitamin dan mineral serta metabolisme protein
Di dalam hati terdapat sel yang bertugas merombak dan menangkap sel – sel
darah merah yang telah tua yang disebut histiosit. Hemoglobin dilepas dari sel
darah merah dan dipecah menjadi 3 senyawa :
1.
Zat besi : akan disimpan dalam hati, selanjutnya dikirim
ke sum – sum tulang
2.
Globin : akan
digunakan dalam metabolisme protein atau pembentukan Hb baru
3.
Hemin : akan diubah menjadi zat warna empedu yaitu
bilirubin dan biliverdin. Zat ini akan dikeluarkan ke usus dan selanjutnya
keluar bersama feses. Bilirubin bewarna hijau kebiruan akan dioksidasi sehingga
bewarna kuning kecoklatan. Zat warna ini lah yang memberikan warna pada urine
dan feses.
B. Struktur Hati
Empedu
berasal dari Hb yang sudah tua. Empedu merupakan cairan kehijauan yang rasanya
pahit. Zat ini disimpan di kantong emepedu. Empedu mengandung kolesterol, gran
mineral, garam empedu, pigmen bilirubin dan biliverdin, air, asam empedu dan
fospolipid.
C. Fungsi Empedu
1.
Mencerna lemak
2.
Mengaktifkan lipase
3.
Membantu daya absorbsi lemak di usus
4.
Mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat
yang larut dalam air
III.
Mekanisme Pembentukan Urin dan Keringat
A. Mekanisme Pembentuka Urine
1.
Penyaringan
(filtrasi)
Filtrasi
darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifik
dibuat untuk menahan komponen selular dan medium-molekular-protein besar
kedalam vascular system, menekan cairan yang identik dengan plasma di
elektrolitnya dan komposisi air. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat
glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak
mengandung protein.
2.
Penyerapan (
absorsorbsi)
Tubulus
proksimal merupakan organ yang bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian
terbesar dari filtered solute. Pada umumnya tubulus proksimal bertanggung jawab
untuk mereabsorbsi ultra filtrate lebih luas dari tubulus yang lain. Paling
tidak 60% kandungan yang tersaring di reabsorbsi sebelum cairan meninggalkan
tubulus proksimal.
3.
Penyerapan Kembali ( Reabsorbsi )
Volume urin
manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat
glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan
terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke
darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan
dalam urin.
4.
Augmentasi
Augmentasi
adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal (Cuningham, 2002)
B. Pembentukan keringat
1. Jika suhu
lingkungan naik, permukaan pembuluh darah lebar, sehingga banyak darah mengalir
ke permukaan meyebabkan kulit tampak memerah. Maka cairan dalam tubuh beserta
larutannnya dikeluarkan melalui pembuluh ke permukaan kulit berupa keringat.
Keringat akan menguap dan meyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi
tetap.
2. Jika suhu
lingkungan rendah, pembuluh darah menyempit, darah yang melaluinya sedikit dan
panas tubuh terhambat keluar. Sehingga waktu suhu dingin kulit jadi pucat. Saat
itu otot penggerak akar rambut berkontraksi sehingga rambut menjadi tegak dan
menggigil.
BAB
III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.
Menahan kencing
merupakan kebiasaan yang tidak baik, karena dapat menyebabkan dampak negatif
terhadap sistema uropoetikayakni infeksi salauran kencing dan pembentukan batu
ginjal.
2.
Hubungan
sistema uropoetika dengan homeostasis dapat dilihat dari mekanisme pengeluaran
zat-zat yang berlebih dalam tubuh, karenatubuh hanya memerlukan zat-zat yang
dibutuhkannya dalam jumlahyang normal.
II.
Saran
Berdasarkan pembahasan itu pula penulis dapat memberikan saran antara lain
:
1.
Menahan kencing
merupakan kebiasaan yang tidak baik, maka dari itu sebisa mungkin hindarilah.
2.
Jangan
makan-makanan atau minum-minuman yang dalam jumlah berlebih, karena tubuh hanya
butuh dalam batas yang normal. Makan dan minumlah dengan ukuran yang normal dan
tidak mubazir.
3.
Konsumsilah
makanan dan minuman yang sehat. Jangan konsumsi makanan dan minuman yang dapat
merusak sistem-sistem tubuh, terutama pada bahasan ini yaitu sistema
uropoetika.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009. Premedical Science in Homeostatic setting. Praktikum
Biokimia Komposisi Urin, 2nd Ed. Surakarta : UMS.
Cunningham, J. 2002. Teksbook of Veterinary Physiology. Philadelpia : WB
Saunders.
Frandson,Rd.1996.fisiologi manusia edisi keempat.Jakarta : EGC.
Ganong, W. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Guyton, A. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. In : Textbook of Medical
Physiology, 9th Ed. Jakarta : EGC.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd Ed. Jakarta :
EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar