Senin, 20 Oktober 2014

Sediaan Farmasi



SEDIAAN FARMASI

Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang diinginkan. Ketikapun bagi kita yang berpraktek di apotek, maka perlu diperhatikan benar etiket obat yang dibuat. Misalnya tablet dengan kaplet itu berbeda, atau tablet yang harus dikunyah dulu (seperti obat maag golongan antasida), seharusnyalah etiket obat memuat instruksi yang singkat namun benar dan jelas. Jangan sampai pasien menjadi bingung dengan petunjuk etiket obat. Oleh karena itu penting sekali bagi kita semua untuk mengetahui bentuk sediaan obat.

Diantara bentuk dan tujuan penggunaan obat adalah sebagai berikut :
1.      Pulvis
Pulvis Adalah serbuk yang dibuat untuk pemakaian dalam maupun pemakaian luar. Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
2.      Pulveres
Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dibungkus dengan kertas perkamen atau pengemas lain yang cocok.
3.      Tablet
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi. Tablet merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
  • Tablet Kempa : paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design cetakan.
  • Tablet Cetak : dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.
  • Tablet Trikurat : tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah jarang ditemukan
  • Tablet Hipodermik : dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
  • Tablet Sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
  • Tablet Bukal : digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.
  • Tablet Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk langsung ditelan”.
  • Tablet Kunyah : cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.
Keuntungan sediaan tablet:
·         Lebih stabil
·         Dapat disimpan dalam waktu yang lama, asalkan tidak disimpan ditempat lembab dan basah
·         Dapat dibuat seperti permen
Kerugian sediaan tablet:
·         Rasa pahit tidak sempurna tertutupi
·         Pada tablet salut gula, penyalutan memerlukan waktu yang lama dan perlu penyalut yang tahan air, serta dapat memperbesar bobot tablet.
·         Proses pembuatan yang cukup panjang dan sulit.
4.      Pilulae (pil)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
5.      Kapsulae (Kapsul)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Keuntungan/tujuan sediaan kapsul yaitu:
·                Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
·                Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
·                Lebih enak dipandang
·                Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
·                Mudah ditelan.
Kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul:
·                Tidak bisa untuk zat-zat yang tidak mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat menahan penguapan.
·                Tidak bisa untuk  zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab).
·                Tidak bisa untuk  zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.
·                Tidak bisa untuk balita.
·                Tidak bisa dibagi-bagi.
6.      Solutiones (Larutan)
Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
7.      Suspensi
Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
Keuntungan :
a.         Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama anak-anak.
b.         Homogenitas tinggi
c.         Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat).
d.        Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut / tidaknya)
e.         Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.
Kekurangan :
·         Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal jika jenuh, degradasi, dll)
·         Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya turun.
·         Alirannya menyebabkan sukar dituang
·         Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan
·         Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (cacking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi / perubahan temperatur.
·         Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.
8.      Emulsi
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi. Tujuan pemakaian emulsi adalah :
a.       Dipergunakan sebagai obat dalam / per oral. Umumnya emulsi tipe o/w
b.      Dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe o/w maupun w/o tergantung banyak faktor misalnya sifat zatnya atau jenis efek terapi yang dikehendaki.
9.      Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari. Bentuk-bentuk sediaan galenik.
a.       Hasil Penarikan           : Extracta, Tinctur, Decocta/ Infusa.
b.      Hasil Penyulingan/ pemerasan            : Aqua aromatik, olea valetilia (minyak meguap), olea pinguia (minyak lemak).
c.       Syrup.
10.  Extractum
Merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.
11.  Infus
Infus Intravena atau Infundabilia atau Infus Intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen, dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, dan di suntikan langsung ke dalam vena dalam volume relatif banyak. Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit.
12.  Immunosera (Imunoserum)
Imunoserum adalah sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Imunoserum mempunyai kekuatan khas mengikat venin atau toksin yang dibentuk oleh bakteri, atau mengikat antigen bakteri, antigen virus, atau antigen lain untuk pembuatan sediaan.
Imunoserum diperoleh dari hewan sehat yang di imunisasi dengan penyuntikan toksin atau toksoid,venin,suspensi,mikroorganisme,atau antigen lain yang sesuai. Selama imunisasi, hewan tersebut tidak boleh diberi penisilin. Sediaan cair imunoserum disimpan pada suhu 2 - 8° C dan hindari dari pembekuan.

13.  Unguenta (Salep)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Menurut konsistensinya salep dibagi menjadi:
a.       Unguenta adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga
b.      Cream adalah salep yang banyak mengandung air, mudah sekali diserap kulit
c.       Pasta adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk)
d.      Cerata adalah salep berlemak yang mengandung lilin (waxes) dengan persentase yang tinggi sehingga konsistensinya lebih keras
e.       Gelones Spumae (jelly) adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin, digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau basis. Biasanya terdiri dari campuran minyak dan lemak dengan titik lebur yang rendah.
14.  Suppositoria
Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu:
  • Penggunaan lokal >> memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.
  • Penggunaan sistemik >> aminofilin dan teofilin untuk asma, chlorprozamin untuk anti muntah, chloral hydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk analgenik antipiretik.
15.  Guttae (Obat Tetes)
Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes beku yang disebutkan Farmacope Indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tets mulut), Guttae Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes mata).
16.  Injectiones (Injeksi)
Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar