DAMPAK KLONING DALAM MEDIK VETERINER
A.
Latar Belakang
Kata koning diturunkan dari kata clone atau clon,
dalam bahasa
Inggris, yang juga dibentuk dari kata bahasa Yunani "klonos" yang berarti "cabang" atau "ranting", merujuk pada penggunaan
pertama dalam bidang hortikultura sebagai bahan tanam dalam perbanyakan vegetatif.
Pengklonan atau lebih dikenal
kloning adalah proses untuk menghasilkan keturunan yang identik dengan induknya
secara aseksual. Istilah kloning sebenarnya
secara sederhana sudah sering dilakukan untuk perbanyakan tanaman misalnya
dengan memotong bagian batang tanaman singkong menjadi 5 potongan, kemudian
masing-masing potongan ditanam dan tumbuh. Kelima tanaman baru itu disebut
sebagai tanaman satu klona yang sifatnya sama.
Kloning dalam biologi adalah proses
menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama (populasi) yang identik secara
genetik. Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa terjadi di
alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan.
Dalam bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang
dilakukan manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel, atau
organisme. Arti lain kloning digunakan pula di luar ilmu-ilmu hayati.
Pada era modern ini banyak sekali
orang atau para ilmuan yang melakukan ekperimen yang menjuru agar manusia lebih
maju. Salah satunya adalah mengkloning. Kloning (Klonasi) adalah teknik membuat
keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya pada makhluk hidup
tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia. Pada percobaan kloning
ini ilmuan ada yang gagal dan ada pula yang berhasil. Dengan mengkloning ini
makhluk hidup termasuk manusia bisa digandakan.
B.
Pembahasan
I.
Dampak
Kloning
Teknologi
reproduksi yang dikembangkan oleh manusia bertujuan untuk memberi keuntungan
atau meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun. teknologi reproduksi juga tidak
lepas dari dampak negatif yang dapat ditimbulkannya. Oleh karena itu, setiap
teknologi reproduksi yang ditemukan atau dikembangkan oleh para ahli saat ini
selalu menimbulkan pro dan kontra baik di kalangan para ahli sendiri maupun
kalangan masyarakat.
II.
Dampak
Positif Kloning
Dengan
melalui kloning pada tumbuhan dapat memberikan keuntungan yang lebih banyak.
Melalui teknologi tersebut akan diperoleh tanaman baru dalam jumlah besar,
dalam waktu yang relatif singkat. dengan sifat yang identik dengan induknya.
Bila tanaman induk memiliki sifat-sifat yang unggul maka tanaman hasil kloning
juga memiliki sifat-sifat unggul seperti induknya. Hal ini akan memberikan
keuntungan ekonomi yang lebih besar. Demikian pula. bila hewan atau ternak
dapat dikembangbiakkan dengan kloning, maka akan dihasilkan ternak yang
memiliki sifat-sifat unggul yang dimiliki induknya.
Dengan
inseminasi buatan akan dihasilkan mutu ternak yang lebih baik. Hal ini akan
menguntungkan para peternak sehingga dapat meningkatkan perekonomian mereka.
Teknologi bayi tabung yang dikembangkan tahun 1970-an telah memberikan kebahagiaan
kepada pasangan suami-istri yang sulit mendapatkan keturunan. Dengan teknologi
bayi tabung mereka dapat memperoleh keturunan.
III.
Dampak Negatif Kloning
Dampak
negatif dari kloning terhadap lingkungan dan masyarakat harus tetap diwaspadai.
Kloning pada tanaman dan hewan, inseminasi buatan, dan teknologi bayi tabung
juga memiliki dampak negatif.
Jika
kloning pada tanaman bertujuan menghasilkan tanaman baru yang memiliki
sifat-sifat identik dengan induknya. Oleh karena itu, keturunan yang dihasilkan
akan selalu sama dengan induknya. Tentu hal ini akan menurunkan keanekaragaman
tanaman baru yang dihasilkan. Akibatnya, keanekaragaman tumbuhan yang merupakan
sumber daya alam hayati pun akan semakin menurun. Demikian juga kloning pada
hewan, akan menurunkan keanekaragaman hewan.
Jika
kloning pada hewan dapat dilakukan, maka tidak menutup kemungkinan kloning juga
dapat dilakukan pada manusia. Kloning pada hewan maupun pada manusia sampai
saat ini masih banyak dipertentangkan karena akibat yang mungkin akan ditimbulkannya.
Misalnya, resiko kesehatan terhadap individu hasil kloning. Individu hasil
kloning sel-selnya diperoleh dari induknya. Ini berarti umur sel-sel hasil
kloning pun sama dengan umur sel-sel induknya. Oleh karena itu, individu hasil
kloning pun akan memiliki umur sama dengan induknya.
Demikian
pula pada hewan dan manusia, namun pada hewan dan manusia masih di
pertentangkan. Kalangan yang menentang berpendapat bahwa pengkloningan ini
dapat disalahgunakan untuk menciptakan spesies dan ras baru. Dan juga pengkloningan pada mamalia belum
sepenuhnya sempurna, buktinya pengkloningan domba dolly yang masih banyak
menderita banyak penyakit.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar