Senin, 20 Oktober 2014

Dampak Kloning dalam Medik Veteriner



DAMPAK KLONING DALAM MEDIK VETERINER



A.           Latar Belakang

Kata koning diturunkan dari kata clone atau clon, dalam bahasa Inggris, yang juga dibentuk dari kata bahasa Yunani "klonos" yang berarti "cabang" atau "ranting", merujuk pada penggunaan pertama dalam bidang hortikultura sebagai bahan tanam dalam perbanyakan vegetatif.
Pengklonan atau lebih dikenal kloning adalah proses untuk menghasilkan keturunan yang identik dengan induknya secara aseksual. Istilah kloning sebenarnya secara sederhana sudah sering dilakukan untuk perbanyakan tanaman misalnya dengan memotong bagian batang tanaman singkong menjadi 5 potongan, kemudian masing-masing potongan ditanam dan tumbuh. Kelima tanaman baru itu disebut sebagai tanaman satu klona yang sifatnya sama.
Kloning dalam biologi adalah proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama (populasi) yang identik secara genetik. Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa terjadi di alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan. Dalam bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel, atau organisme. Arti lain kloning digunakan pula di luar ilmu-ilmu hayati.
Pada era modern ini banyak sekali orang atau para ilmuan yang melakukan ekperimen yang menjuru agar manusia lebih maju. Salah satunya adalah mengkloning. Kloning (Klonasi) adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia. Pada percobaan kloning ini ilmuan ada yang gagal dan ada pula yang berhasil. Dengan mengkloning ini makhluk hidup termasuk manusia bisa digandakan.


B.            Pembahasan
I.            Dampak Kloning

Teknologi reproduksi yang dikembangkan oleh manusia bertujuan untuk memberi keuntungan atau meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun. teknologi reproduksi juga tidak lepas dari dampak negatif yang dapat ditimbulkannya. Oleh karena itu, setiap teknologi reproduksi yang ditemukan atau dikembangkan oleh para ahli saat ini selalu menimbulkan pro dan kontra baik di kalangan para ahli sendiri maupun kalangan masyarakat.

II.         Dampak Positif Kloning
Dengan melalui kloning pada tumbuhan dapat memberikan keuntungan yang lebih banyak. Melalui teknologi tersebut akan diperoleh tanaman baru dalam jumlah besar, dalam waktu yang relatif singkat. dengan sifat yang identik dengan induknya. Bila tanaman induk memiliki sifat-sifat yang unggul maka tanaman hasil kloning juga memiliki sifat-sifat unggul seperti induknya. Hal ini akan memberikan keuntungan ekonomi yang lebih besar. Demikian pula. bila hewan atau ternak dapat dikembangbiakkan dengan kloning, maka akan dihasilkan ternak yang memiliki sifat-sifat unggul yang dimiliki induknya.
Dengan inseminasi buatan akan dihasilkan mutu ternak yang lebih baik. Hal ini akan menguntungkan para peternak sehingga dapat meningkatkan perekonomian mereka. Teknologi bayi tabung yang dikembangkan tahun 1970-an telah memberikan kebahagiaan kepada pasangan suami-istri yang sulit mendapatkan keturunan. Dengan teknologi bayi tabung mereka dapat memperoleh keturunan.

III.      Dampak Negatif Kloning
Dampak negatif dari kloning terhadap lingkungan dan masyarakat harus tetap diwaspadai. Kloning pada tanaman dan hewan, inseminasi buatan, dan teknologi bayi tabung juga memiliki dampak negatif.
Jika kloning pada tanaman bertujuan menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat-sifat identik dengan induknya. Oleh karena itu, keturunan yang dihasilkan akan selalu sama dengan induknya. Tentu hal ini akan menurunkan keanekaragaman tanaman baru yang dihasilkan. Akibatnya, keanekaragaman tumbuhan yang merupakan sumber daya alam hayati pun akan semakin menurun. Demikian juga kloning pada hewan, akan menurunkan keanekaragaman hewan.
Jika kloning pada hewan dapat dilakukan, maka tidak menutup kemungkinan kloning juga dapat dilakukan pada manusia. Kloning pada hewan maupun pada manusia sampai saat ini masih banyak dipertentangkan karena akibat yang mungkin akan ditimbulkannya. Misalnya, resiko kesehatan terhadap individu hasil kloning. Individu hasil kloning sel-selnya diperoleh dari induknya. Ini berarti umur sel-sel hasil kloning pun sama dengan umur sel-sel induknya. Oleh karena itu, individu hasil kloning pun akan memiliki umur sama dengan induknya.
Demikian pula pada hewan dan manusia, namun pada hewan dan manusia masih di pertentangkan. Kalangan yang menentang berpendapat bahwa pengkloningan ini dapat disalahgunakan untuk menciptakan spesies dan ras baru.  Dan juga pengkloningan pada mamalia belum sepenuhnya sempurna, buktinya pengkloningan domba dolly yang masih banyak menderita banyak penyakit.


DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar