Sabtu, 15 Juni 2013

UROLITHIASIS




Sistem urinari adalah sistem organ dalam tubuh yang terdiri dari ginjal, vesica urinaria, ureter dan urethra. Organ-organ tersebut berperan dalam produksi dan ekskresi urin. Organ utama dari sistem ini adalah ginjal yang memfiltrasi darah dan memproduksi urin sedangkan organ lainnya hanyalah struktur tambahan untuk menyimpan dan mengalirkan urin.
 Sistem urinari hewan dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu sistem urinari bagian atas dan sistem urinari bagian bawah. Ginjal yang merupakan bagian dari sistem urinari memiliki 2 fungsi penting, yaitu filtrasi dan reabsorpsi. Dalam mendiagnosis penyakit yang diderita hewan pada sistem urinarinya terdapat beberapa kendala. Dalam mendiagnosis penyakit dalam sistem urinari, pemeriksaan laboratorium masih sangat dibutuhkan dalam menentukan hasil diagnosis suatu penyakit.
Salah satu contoh penyakit pada saluran perkencingan (Vesica Urinaria) pada hewan yaitu Urolithiasis. Urolithiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya batu (urolith) atau kristal-kristal pada saluran air kencing (tractus urinarius).  Urolit memiliki ukuran yang bermacam-macam, mulai dari partikel seperti pasir sampai berukuran lebih besar yang terlihat bila dilakukan radiografi. Urolit ini merupakan perwujudan polycrystalline yang terdiri dari satu atau lebih mineral. Urolit atau disebut juga bladder stone merupakan batu yang terbentuk akibat supersaturasi di urin dengan kandungan mineral-mineral tertentu.

1.1  Mekanisme Terbentuknya Urolithiasis

Urolithiasis atau biasa disebut dengan Urolit pada vesica urinaria biasa terjadi terutama pada hewan domestik seperti anjing dan kucing. Urolit ini terbentuk di dalam vesica urinaria dalam berbagai bentuk dan jumlah tergantung pada infeksi. Urolit dapat terbentuk pada bagian manapun dari traktus urinari anjing dan kucing. Urolit dengan berbagai komposisi mineral telah ditemukan pada kucing, termasuk struvite, kalsium oksalat, kalsium fosfat, uric acid/urate, dan cystine.
Pada anjing, urolit dengan berbagai komposisi mineral juga telah ditemukan seperti struvite, kalsium oksalat, kalsium fosfat, urate, cystine, silica, dan xanthine. Biasanya diidentifikasi oleh mineral yang menyusun 70% atau lebih dari komposisinya. Batu dan kristal tersebut dapat ditemukan di ginjal, urethra, dan kebanyakan di vesika urinaria (kandung kencing). Adanya batu atau kristal tersebut dapat membuat iritasi saluran air kencing, akibatnya saluran tersebut rusak, ditemukan darah bersama urin yang dapat menimbulkan rasa sakit.

1.2  Gejala Klinis Urolithiasis

Gejala klinis tersebut antara lain kesulitan urinasi (kucing sering buang air kecil tidak pada tempatnya), sering menjilat daerah genital, merejan saat buang air kecil (kadang disertai suara tangisan), serta darah pada urin. Selain itu, kucing dengan Feline Lower Urinary Tract Disease biasanya tidak nafsu makan. Pada keadaan yang lebih serius kucing jantan yang mengalami obstruksi uretra komplit akan menunjukkan gejala muntah, kelemahan, serta perut yang menegang dan sakit.

1.3  Diagnosis Urolithiasis

Berdasarkan anamense yang telah disebutkan diatas, pemeriksaan urothialisis secara klinis dapat segera dilakukan dan pemeriksaan dari saluran air kencing sangat diprioritaskan. Pada waktu melakukan pemeriksaan klinis, palpasi daerah abdomen sering terasa adanya pembesaran dari kandung kencing. Setelah pemeriksaan klinis, dilakukan pembuatan foto rontgen atau pemeriksaan dengan USG bagian abdomen dengan posisi rebah samping (lateral).
Selain pemeriksaan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis, penyakit batu perlu ditunjang dengan pemeriksaan radiologis, laboratorium, dan penunjang lain untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi jalan kemih, infeksi dan gangguan faal ginjal.
Secara radiologik, batu ada yang radioopak dan ada yang radiolusen. Sifat radioopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu, sehingga dari sifat ini dapat diduga jenis batu yang dihadapi. Yang radiolusen umumnya adalah dari jenis asam urat murni.
Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis). Sedangkan batu yang menyebabkan nyeri biasanya didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas.
Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu. Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil.  Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti.

1.4  Pengobatan Urolithiasis

Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan pada pasien yang terserang urolith adalah sebagai berikut:
1.      Pemberian suntikan penenang guna memudahkan pengeluaran urine.
2.      Evakuasi urin menggunakan kateter propylene dengan berbagai ukuran sesuai dengan besar ukuran kucing.

Disamping melakukan evakuasi urine, perlu dilakukan juga pemeriksaan darah: hematologi lengkap, kimia darah (fungsi ginjal: ureum dan kreatinin), serta beberapa kadar elektrolit di dalam darah seperti Kalium, Natrium, dan Klor. Pemeriksaan urin juga diperlukan untuk mengetahui adanya peradangan di kandung kencing, serta jenis batu atau kristal yang menjadi sumbatan

1.5  Pengendalian Urolithiasis

Urolithiasis dapat terulang kembali sehingga untuk mengendalikan dapat menggunakan  tindakan pembedahan. Dalam teknik pembedahan ada dua jenis yaitu sebagi berikut:
1.      Cystotomy, yaitu pembukaan kandung kencing dan mengambil batu atau kristal dari dalam kandung kencing kemudian kandung kencingnya dijahit kembali.
2.      Urethrotomy, dilakukan apabila batu atau kristal tidak berhasil dimasukkan ke dalam vesika urinaria menggunakan kateter.
1.6  Pencegahan Urothialisis

Pencegahan terhadap pembentukkan cystine urolit adalah dengan menurunkan kadar potein dalam pakan dan alkalinisasi urin. Medikasi seperti D-penicillamine yang mengandung thiol dengan dosis 2,5 mg/kgBB, dapat membentuk komplek soluble dengan cystine di urin (Bush 1979). Selain itu medikasi dengan menggunakan 2-mercaptopropionylglycine (2MPG) juga dapat membentuk komplek yang lebih larut dengan cystine sehingga konsentrasi cystine di urin lebih rendah. Penggunaan D-penicillamine menimbulkan efek samping seperti muntah

Referensi

Anonimous. 2009. Urolithiasis. http://tutorialkuliah.wordpress.com/2009/01/14/urolithiasis/. Diakses pada 16 Mei 2013
Anonimous. 2013. Kasus Urolithiasis Pada Kucing. http://blog.ub.ac.id/cdrhprimasanti90/2013/01/30/diagnosa-klinik-urolithiasis/. Diakses pada 16 Mei 2013.
Anonimous. Batu Saluran Kemih (Urolithiasis). http://medlinux.blogspot.com/2009/02/batu-saluran-kemih-urolithiasis.html. diakses pada 16 Mei 2013
Lumb, W.V and Jones, E.W. (1984). Veterinary Anesthesia. Second Edition. Washinton Square, Philadeiphia.
Pinney CC. 2009. Feline Lower Urinary Tract Disease. http://maxshouse.com/
Ramdhany, Dhany Nugraha., Kustiyo, Aziz., Handharyani, Ekowati., Buono, Agus. 2012. Diagnosa Gangguan Sistem Urinari Pada Anjing dan Kucing Menggunakan VFT 5. Bogor.  Institut Pertanian Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar